makalah komunikasi interpersonal skill
konflik antar suku
Oleh:
Nama
|
Dewi Fatikha Sari
|
NIM
|
13.5.00158
|
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
STMIK SINAR NUSANTARA
SURAKARTA
2013
Daftar isi
Daftarisi...................................................................... 2
I.BAB1....................................................................... 3
II.BAB2...................................................................... 4
III.BAB3...................................................................... 8
IV.BAB4...................................................................... 9
I. BAB 1
A. Pendahuluan
1.
Latar Belakang
Perdamaian atau kesatuan
adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan keterkaitan dan
ketergantungan antar suku bangsa dan manusia di seluruh penjuru dunia melalui
budaya saling menghormati dan bentuk-bentuk interaksi lain sehingga batas-batas
negara menjadi semakin sempit. Dewasa ini, maraknya perselisihan antar suku
erat kaitannya dengan hilangnya tradisi saling menghormati. Hal ini dikarenakan
proses pemahaman antar suku atau kelompok semakin berkurang dewasa ini. Proses
pemahaman antar suku tersebut adalah bagian dari perdamain dan kesatuan di
negeri ini.
Dari sisi kebudayaan,
perselisihan antar kelompok atau suku yang terjadi tidak dapat dipungkiri lagi
mempengaruhi atau merubah pola kehidupan bermasyarakat atau tatanan kehidupan
sosial masyarakat negara yang mengalaminya. Hal ini dikarenakan adanya konflik
dari masing-masing kelompok atau suku yang berkaitan. Perubahan pola kehidupan
masyarakat yang terjadi, menghasilkan pandangan-pandangan kehidupan yang
berbeda pula.
Pandangan hidup berarti pendapat
atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di
dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran masyarakat yang
mengalami perubahan sosial tersebut. Melalui perselisihan yang terjadi antar
suku atau kelompok ini, manusia dalam kaitannya dengan pandangan hidup
memandang segala sesuatu dengan sisi pandang yang berbeda dan lebih rasional.
Penulisan makalah ini dilatar belakangi oleh persoalan bagaimana perkembangan
pandangan-pandangan hidup baru seperti perselisihan atau konflik antar suku
yang telah menjadi gaya hidup dalam era perdamaian ini?
2.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan
dari makalah ini adalah untuk:
·
Melengkapi tugas mata kuliah interpersonal skill
·
Mengetahui kasus-kasus perselisihan antarsuku yang marak terjadi
·
Mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konflik antarsuku tersebut,
serta
·
Mengetahui dan memberikan solusi terbaik untuk mengatasi masalah konflik
antar suku ini.
II. BAB 2
B. Pembahasan
1. Pengertian Konflik
Konflik berasal dari kata kerja latin configure,
yang berarti saling memukul, yang dimaksud dengan konflik sosial adalah satu
bentuk interaksi sosial antara satu pihak dengan pihan lain di dalam masyarakat
yang ditandai dengan adanya siikap saling mengancam, menekan, hingga saling menghancurkan.
Konflik sosial sesungguhnya merupakan suatu proses bertemunya dua pihak atau
lebih yang mempunyai kepentingan yang relatif sama terhadap hal yang sifatnya
terbatas. Dengan demikian, terjadilah persaingan hingga menimbulkan suatu
benturan-benturan fisik baik dalam skala kecil maupun dalam skala besar.
Beerikut ini beberapa pendapat ahli tentang pengertian konflik:
§ Berstein : suatu pertentangan, perbedaan yang tidak dapat dicegah.
§ Dr. Robert MZ. Lawang : perjuangan untuk memperoleh nilai, status,
kekuasaan, dimana tujuan dari mereka yang berkonflik, tidak hanya memperoleh
keuntungan, tetapi juga menundukkan saingannya.
§ Drs. Ariyono Suyono : proses atau keadaan dimana dua pihak berusaha
menggagalkan tercapainya tujuan masing-masing akibat adanya perbedaan pendapat
atau tuntutan dari masing-masing pihak.
§ James W. Vander Zenden : suatu pertentangan mengenai nilai atau tuntutan
hak ataskekayaan, kekuasaan, status, atau wilayah yang bertujuan untuk
menyisihkan lawan.
§ Soerjono Soekanto : proses memenuhi tujuan dengan cara menentang pihak
lawan disertai ancaman atau kekerasan.
§ Kamus Besar Bahasa Indonesia : percekcokan, perselisihan, atau pertentangan
§
Sosiologis : proses antara dua atau lebih orang yang berusaha menyingkirkan
pihak lain dengan jalan menghancurkan atau membuat tidak berdaya.
2. Contoh Riil Konfik
Antarsuku
Konflik Sampit
Konflik Sampit adalah
pecahnya kerusuhan antar etnis di Indonesia, berawal pada Februari 2001
dan berlangsung sepanjang tahun itu. Konflik ini dimulai di kotaSampit, Kalimantan
Tengah dan meluas ke
seluruh provinsi, termasuk ibu kota Palangka Raya. Konflik ini terjadi antara suku Dayak asli dan warga migran Madura daripulau Madura Konflik
tersebut pecah pada 18 Februari 2001 ketika dua warga Madura diserang oleh sejumlah
warga Dayak. Konflik Sampit mengakibatkan lebih dari 500 kematian, dengan
lebih dari 100.000 warga Madura kehilangan tempat tinggal Banyak warga
Madura yang juga ditemukan dipenggal kepalanya oleh suku Dayak.
Konflik
Sampit tahun 2001 bukanlah insiden yang terisolasi, karena telah terjadi
beberapa insiden sebelumnya antara warga Dayak dan Madura. Konflik besar
terakhir terjadi antara Desember 1996 dan Januari 1997 yang mengakibatkan 600
korban tewas. Penduduk Madura pertama tiba di Kalimantan tahun
1930 di bawah program transmigrasi yang dicanangkan oleh pemerintah kolonial
Belanda dan dilanjutkan oleh pemerintah Indonesia. Tahun 2000, transmigran membentuk 21%
populasi Kalimantan Tengah. Suku
Dayak merasa tidak puas dengan persaingan yang terus datang dari warga Madura
yang semakin agresif. Hukum-hukum baru telah memungkinkan warga Madura
memperoleh kontrol terhadap banyak industri komersial di provinsi ini seperti
perkayuan, penambangan dan perkebunan. Ada sejumlah cerita yang menjelaskan
insiden kerusuhan tahun 2001. Satu versi mengklaim bahwa ini disebabkan oleh
serangan pembakaran sebuah
rumah Dayak. Rumor mengatakan bahwa kebakaran ini disebabkan oleh warga Madura
dan kemudian sekelompok anggota suku Dayak mulai membakar rumah-rumah di
permukiman Madura. Profesor Usop dari Asosiasi Masyarakat Dayak mengklaim bahwa
pembantaian oleh suku Dayak dilakukan demi mempertahankan diri setelah beberapa
anggota mereka diserang. Selain
itu, juga dikatakan bahwa seorang warga Dayak disiksa dan dibunuh oleh
sekelompok warga Madura setelah sengketa judi di desa Kerengpangi pada 17
Desember 2000. Versi lain mengklaim bahwa konflik ini berawal dari percekcokan
antara murid dari berbagai ras di sekolah yang sama.
Sedikitnya
100 warga Madura dipenggal kepalanya oleh suku Dayak selama konflik ini. Suku
Dayak memiliki sejarah praktik ritual pemburuan kepala (Ngayau), meski praktik ini dianggap musnah pada awal abad ke-20.
Skala pembantaian membuat militer dan polisi sulit
mengontrol situasi di Kalimantan Tengah. Pasukan bantuan dikirim untuk membantu
pasukan yang sudah ditempatkan di provinsi ini. Pada 18 Februari, suku Dayak
berhasil menguasai Sampit. Polisi menahan seorang pejabat lokal yang diduga
sebagai salah satu otak pelaku di belakang serangan ini. Orang yang ditahan
tersebut diduga membayar enam orang untuk memprovokasi kerusuhan di Sampit.
Polisi juga menahan sejumlah perusuh setelah pembantaian pertama. Kemudian,
ribuan warga Dayak mengepung kantor polisi di Palangkaraya sambil meminta
pelepasan para tahanan. Polisi memenuhi permintaan ini dan pada 28 Februari,
militer berhasil membubarkan massa Dayak dari jalanan, namun kerusuhan sporadis terus berlanjut
sepanjang tahun.
3. Faktor Penyebab Terjadinya Konflik
§ Secara Umum
Ø Perbedaan individu
Merupakan perbedan yang
menyangkut perasaan, pendirian, pendapat atau ide yang berkaitan dengan harga
diri, kebanggaan dan identitas seseorang. Perbedaan kebiasaan dan perasaan yang
dapat menimbulkan kebencian dan amarah sebagai awal timbulnya konflik.
Ø Perbedaan latar belakang
kebudayaan
Kepribadian seseorang
dibentuk dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Tidak semua masyarakat
memiliki nilai-nilai dan norma-norma sosial yang sama. Apa yang dianggap baik
oleh suatu masyarakat belum tentu sama dengan apa yang dianggap baik oleh
masyarakat lain.
Ø Perbedaan kepentingan
Setiap individu atau
kelompok seringkali memiliki kepentingan yang berbeda dengan individu atau kelompok lainnya. Semua itu bergantung pada
kebutuhan hidupnya. Perbedaan kepentingan ini menyangkut kepentingan ekonomi,
politik, sosial, dan budaya.
Ø Perubahan sosial
Perubahan sosial dalam
sebuah masyarakat yang terjadi terlalu cepat dapat mengganggu keseimbangan
sistem nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Konflik dapat
karena adanya ketidak sesuaian antara harapan individu atau masyarakat dengan
kenyataan sosial yang timbul akibat perubahan itu.
§ Menurut J. Ranjabar
a. Apabila terjadi dominasi suatu kelompok terhadap kelompok lain, contohnya
adalah konflik yang terjadi di Aceh dan Papua.
b. Terdapat persaingan dalam mendapatkan mata pencaharian hidup antara
kelompok yang berlainan suku. Contohnya konflik yang terjadi di Sambas.
c. Terjadi pemaksaan unsur-unsur kebudayaan dari warga ssebuah suku terhadap
warga suku lain. Contohnya konflik yang terjadi di Sampit.
d. Terdapat potensi konflik yang terpendam, yang telah bermushan secara adat.
Contohnya konflik antar suku di pedalaman Papua.
4. Solusi Mengatasi Konflik Antarsuku
v Memberikan toleransi yang tinggi terhadap kebudayaan yang berbeda dengan
kebudayaan kita.
v Menghargai suku, agama, dan ras yang berbeda.
v Jika pemasalahannya karena miss communication bisa dengan mengadakan
mediasi antar kepala suku dan kepala daerah yang sedang terjadi konflik.
v Pemerintah harus lebih telaten dalam mengurusi masalah-masalah yang ada di
sudut-sudut negara dan tidak hanya terpaku pada daerah ibu kota.
v Pemerintah harus lebih peka da adil dalam pembuatan peraturan-peraturan
agar tidak ada yang merasa dianak tirikan dan merasa tidak dipedulikan oleh
pemereintah.
v Perbaikan pada manajemen konflik agar mampu mengurangi konflik yang terjadi
antara kelompok minoritas dengan minoritas maupun kelompok minoritas dengan
mayoritas.
v Diadakannya pendidikan multikultural sebagai pengembangan pola positif
masyarakat pada masyarakat yang sedang mengalami konflik.
v Mengenali dan mencintai budaya lain dengan pengenalan budaya.
III. BAB 3
C. Penutup
1. Kesimpulan
Dari latar belakang hingga pembahasanyang telah
dijelaskan dalam penulisan makalah ini maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu :
§ Perselihan dan konflik adalah gaya hidup yang merugikan bangsa dan negara,
bukan hanya diri kita pribadi.
§ Kesatuan dapat berarti damai yang bersih tanpa adanya perselisihan di
dalamnya.
§ Perkembangan pandangan kehidupan yang dipenuhi dengan konflik erat
kaitannya dengan pemerintah dan diri kita pribadi.
2. Saran
Sebagai mahasiswa yang berintelek kita wajib dan
harus mengikuti segala apa yang berkmbang di dunia ini. Oleh sebab itu, penulis
memberikan saran kepada pembaca sekalian, bahwa kita boleh saja mengikuti
perkembangan jaman modern sekarang ini, tetapi sebagai mahasiswa kita harus
jeli serrta menyaring terlebih dulu apa-apa saja yang baik bagi kehidupan kita
di masa sekarang serta di masa yang akan mendatang, agar nantinya kita tidak
salah langkah dan terjerumus ke hal-hal yang tidak baik untuk diri kita
sendiri.
Sebagai manusia kita harus mengikuti perkembangan
jaman, khususnya di jaman modern ini. Perselisihan antar suku ataupun kelompok
telah memuat hidup kita berubah 360o menjadi cara hidup komunis yang
seharusnya kita hilangkan, karena kita hidup untuk mengasihi sesama kita
manusia dan bukan untuk hidup menyendiri.
IV. BAB 4
Daftar Pustaka
Andy, Muhammad. 2005. Pandangan Hidup, 14 Juni
2005: Manusia dan Pandangan Hidup, (Online), (http://psyche2nest.wordpress.com/2010/11/29/manusia-dan-pandangan-hidup/, dikses Mei 2014).
Wikipedia (Jakarta), 28 Pebruari 1995
Soejono Soekanto. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar