Selasa, 24 Februari 2015

Keutamaan Akhlak

Secara etimotogi (bahasa), akhlak terambil dari akar kata bahasa Arab khuluk yang berarti tabiat, muruah, kebiasaan, fitrah, naluri, dan lain-lain.

Secara syar'i, seperti dikatakan Al Ghazali, akhlak berarti sesuatu yang menggambarkan tentang perilaku seseorang yang terdapat dalam jiwa yang baik, yang darinya keluar perbuatan secara mudah dan otomatis tanpa terpikir sebelumnya.

Jika sumber perilaku itu didasari oleh perbuatan yang baik dan mulia, yang dapat dibenarkan oleh akal dan syariat, maka ia dinamakan akhlak yang mulia. Namun, jika sebaliknya, maka akan dinamakan akhlak yang tercela. Abu Hurairah ra mengabarkan bahwa suatu saat Rasulullah pernah ditanya tentang kriteria orang yang paling banyak masuk surga.

Beliau menjawab, ''Takwa kepada Allah dan akhlak yang Baik'' (HR Tirmidzi dan Ahmad).

Tatkala Rasulullah SAW menasehati sahabatnya, beliau menggandengkan antara nasihat untuk bertakwa dengan nasihat untuk bergaul atau berakhlak yang baik kepada manusia, sebagaimana hadits dari Abi Dzar. Ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, ''Bertakwalah kepada Allah di manapun engkau berada dan balaslah perbuatan buruk dengan perbuatan baik niscaya kebaikan itu akan menutupi kejelekan dan bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang baik.'' (HR Tirmidzi).

Benar, tauhid adalah sisi pokok atau inti Islam, yang juga harus diutamakan. Namun, tidak berarti mengabaikan akhlak sebagai penyempurna. Tauhid dan akhlak sangat berkaitan erat, karena tauhid merupakan realisasi akhlak seorang hamba terhadap Allah. Seorang yang bertauhid dan baik akhlaknya berarti ia adalah sebaik-baik manusia.

Semakin sempurna tauhid seseorang, akan semakin baik pula akhlaknya, dan sebaliknya bila seorang hamba memiliki akhlak yang buruk berarti lemah tauhidnya. Akhlak juga merupakan tolak ukur kesempurnaan iman seorang hamba sebagaimana telah disabdakan oleh Rasulullah SAW, ''Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang terbaik akhlaknya.'' (HR Tirmidzi dan Ahmad).

Dimensi akhlak dalam Islam mencakup beberapa hal yaitu: -Akhlak kepada Allah SWT dengan cara mencintai-Nya, mensyukuri nikmat-Nya, malu kepada-Nya untuk berbuat maksiat, selalu bertobat, bertawakal, takut akan azab-Nya dan senantiasa berharap akan rahmat-Nya.

Akhlak kepada Rasulullah saw dengan cara beradab dan menghormatinya, mentaati dan mencintai beliau, menjadi kaumnya sebagai perantara dalam segala aspek kehidupan, banyak menyebut nama beliau (bersalawat), menerima seluruh ajaran beliau, menghidupkan sunah-sunah beliau, dan lebih mencintai beliau daripada diri kita sendiri, anak kita, bapak kita, dan lain-lain.

Akhlak terhadap Alquran dengan cara membacanya dengan khusuk, tartil dan sesempurna, sambil memahaminya, menghapalnya dan mengamalkannya dalam kehidupan riil.

Akhlak kepada makhluk Allah SWT mulai diri sendiri, orangtua, kerabat, handai taulan, tetangga dan sesama Mukmin sesuai dengan tuntunan Islam.

Akhlak kepada orang kafir dengan cara membenci kekafiran mereka, tetapi tetap berbuat adil kepada mereka, berupa membalas kekejaman mereka atau memaafkannya. Berbuat baik kepada mereka secara manusiawi selama hal itu tidak bertentangan dengan syariat Islam dan mengajak mereka kepada Islam.

Akhlak terhadap makhluk lain termasuk menyayangi binatang yang tidak mengganggu, menjaga tanaman dan tumbuh-tumbuhan dan melestarikannya, dan lain-lain.

sumber : republika online

Tidak ada komentar:

Posting Komentar